Hello to old and new friends, alike. Welcome to my new blog!
Dilematika "MONEY POLITIK" di pilkada kab. Karawang - Pilkada serentak tinggal menyisakan hitungan hari saja, Dimana pada hari rabu tanggal 9 Desember 2015 nanti akan menjadi tonggak sejarah pergantian pucuk pimpinan di kabupaten/kota , atau pun di tingkat provinsi.
Kabupaten Karawang adalah salah satu daerah tingkat II (kabupaten) yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah pada tanggal 9 esok.
Pada PILKADA serentak Kab. Karawang ini diikuti oleh 6 pasang calon (pasti sudah pada tau semua kan siapa aja paslon nya........ ), yang akan bertarung dalam kawah candra dimuka PILKADA ini.
Keenam pasangan Calon telah berdeklarasi menolak akan adanya MONEY POLITIK , yang mana di sosialisasikan melalui media massa , maupun media sosial. hmmmmmmmm..............................benarkah demikian.............(semoga saja begitu).
Yang menjadi sorotan kali ini adalah pembelajaran tentang pesta demokrasi itu sendiri, dimana masyarakat awam telah kadung menelan jargon bahwa "pasangan yang memberikan uang" atau "cendol" yang akan di pilih, ". Disisi lain seakan tidak ada upaya masiv yang coba dilakukan oleh Pemerintah, KPU, atau pun para pasangan calon sendiri, Bahwa MONEY POLITIK (uang cendol ,uang jajan, uang roko, atau apalah-apalah), adalah sebuah pembodohan publik, Dimana masyarakat dipaksa menyerahkan suaranya hanya dengan penggantian uang yang sebesar ya.... Sebut saja Rp. 50 - 100 ribu.
Menurut hemat saya (yang sebetulnya masih sangat bodoh), peranan untuk memberikan pembelajaran terhadap masyarakat bisa diambil oleh para PASLON, Dengan cara pendakatan persuasif kepada masyarakat secara langsung dan memberikan pengertian yang komperhensif mengenai bobroknya mental MONEY POLITIK , sehingga diharapkan output-nya timbul kesadaran pada diri masyarakat bahwa hak suara mereka terlalu murah jika hanya dibeli dengan uang cendol saja.
Fenomena yang terjadi sekarang, (masih menurut hemat saya) PENOLAKAN terhadap MONEY POLITIK , barulah sekedar JARGON saja, Belum menyentuh pada tahap aplikasi di masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari minimnya kunjungan dari PASLON yang menyentuh langsung para calon pemilih mereka.
Kegiatan-kegiatan seremonial kampanye, silaturahmi konstituen, atau apalah di sebutnya , sangat lah bersifat insidential, atau bahkan terlihat ada mau nya.... ( tau kan , sok kenal sok dekat padahal ada mau nya,.. :) )
Andai saja kegiatan turun ke GRASS ROOT dilakukan dengan massiv, dan berkesinambungan, sepertinya tak akan dibutuhkan lagi yang namanya MONEY POLITIK, dalam setiap perhelatan pemilu.
Sekarang waktu hanya tinggal 1 hari, menuju PILKADA serentak... Kita lihat saja PASLON mana yg mempunyai KREDIBILITAS untuk bertahan tanpa MONEY POLITIK, dalam meraih singgasana KARAWANG 1 .... LETS SEE ...
Sooooooo........................ Pilihlah dengan bijak............
Sooooooo........................ Pilihlah dengan bijak............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan
Anda sopan kami segan